Berita

Dalam rangka perayaan Hari Jadi Trenggalek yang jatuh pada tanggal 31 Agustus besok, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, membuat Surat Edaran yang berisi himbauan bagi para ASN di lingkup Pemkab Trenggalek untuk dapat berbagi rezeki. Berbagi rezeki yang dimaksud adalah dengan memberikan bantuan berupa paket sembako kepada tetangga atau masyarakat di sekitar domisili ASN yang dirasa memang membutuhkan bantuan.

Mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih berlangsung, perayaan Hari Jadi Trenggalek tidak bisa dilaksanakan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Demi menjaga keamanan dan kesehatan semua pihak, maka perayaan kali ini dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang serba terbatas namun harus dapat benar-benar bermanfaat langsung pada masyarakat.

Diharapkan kegiatan yang mengambil tema "Hari Jadi ke-827 Kab. Trenggalek Waktunya Berbagi" ini dapat menjadi wujud nyata kepedulian para ASN. Dengan berbagi kepada sesama, semoga dapat menjadi contoh untuk semakin menumbuhkan rasa saling peduli antar masyarakat. Semua pihak dapat turut berperan aktif dalam meringankan beban sesamanya akibat dampak pandemi ini.

(Untuk dokumentasi selengkapnya dapat dilihat di album ASN Berbagi)

Wakil Bupati Trenggalek, H. Moch. Nur Arifin tinjau Pasar Bendorejo Pogalan, (5/12). Peninjauan ini dilakukan oleh Wabup bersama tim, pasalnya pasar Bendo ini rencananya akan mendapatkan dana bantuan revitalisasi pasar dari Kementrian Perdagangan.

Kementrian perdangan mencoba menstandarisasi pasar tradisional kita sehingga lebih layak dan memiliki nilai jual bagi pedagang. Pasalnya berbagai fasilitas dan kenyamanan bagi pengunjung benar-benar diperhitungkan dalam standari pasar ini.

Karena akan mendapatkan bantuan anggaran revitalisasi pasar tersebut Wabup penyandang Rekor Muri ini, melihat langsung kondisi dilapangan.

Wabup melihat kondisi riil, luasan lahan, kapasitas, jumlab pedagang maupun fasilitas yang ada di pasar Bendo tersebut.

Wabup Arifin menunjukkan planing stadarisasi pasar tradisional kepada Kepala Dispenda, Yudi Sunarko.

Dikonfirmasi mengenai peninjauannya tersebut, Wabup Arifin menyampaikan, “jadi Kementrian perdagangan punya program baru menstandarisasi pasar-pasar tradisional. Khususnya bagi pasar-pasar kalau standart SNI tipe 36 atau 34, yang menampung kurang lebih 500 perdagang”.

“Terdapat beberapa opsi, kemungkinan besar kita mendapatkan dana Rp. 5-6 miliar, sesuai dengan standartnya Kementrian Perdagangan”.

“Kita coba mencari lahan dan Bapak Bupati menginginkan pasar yang di sekitar jalan nasional. Akhirnya kita pilih pasar Bendo”, ungkap wabup.

“Sedangkan untuk pengajuannya kita harus berkirim surat beserta foto-foto existing dan kira-kira semua pedagang disini bisa masuk apa tidak”.

“Kita juga melihat fasilitas-fasilitas yang dibangun, yang nantinya perlu dibongkar atau tidak. Sepertihalnya Mushola, ini nantinya akan menjadi notes yang nantinya kita mintakan pertimbangan kepada Kementrian”.

“Kalau dilihat disini tadi sangat strategis, karena kelihatannya nanti akan masih banyak mananam peluang orang baru bisa masuk kesini. Jadi tidak akan ada mengurangi bahkan menggusur pedagang yang sudah ada”, imbuhnya.

“InsyaAllah ini standartnya pasar tradisionalnya BSD. Karena yang membantu Kementrian untuk mendisign ini adalah Sinar Mas Line”.

“Ini akan menjadi percontohan setelah jadi nanti, bila kualitasnya bagus, dan bila terbukti bisa meningkatkan taraf penghasilan pedagang yang ada disini. Serta bila pengunjung nanti kita survey, ternyata puas dengan pelayanan pasarnya, kedepan ini akan menjadi embrio cara merevitalisasi pasar acuannya seperti ini, pasalnya harapannya Pak Menteri seperti itu” tandasnya.

“Pak menteri berjanji kepada ratusan daerah yang dapat program ini, beliau berjanji akan hadir satu persatu pada pasar ini”.

“Namun salah satu syarat lainnya, secara on-line harga-harga komoditas pasar harus di update. Selain itu di depan pasar harus ada kartu stock harga barang secara digital. Sehingga harga barang dapat transparan dan pembeli dapat membandingkan harga di sini berapa sedangkan yang disana juga berapa, sehingga daya tawarnya dapat bertambah”, pungkas wabup. (menaksopal.id)

Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc., meraih penghargaan Government Marketers Award (RMA) tahun 2017 untuk Bupati dan Walikota, Kamis (8/13). Penghargaan tersebut diberikan kepada para pejabat publik yang selama setahun ini secara disadari atau tidak, terlihat menonjol dalam menjalankan konsep pemasaran yang baik dan benar. Selain itu, penghargaan tersebut juga diberikan untuk tumbuh kembangnya realitas baru, pemasaran baru, maupun konten baru dari masyarakat Indonesia di dunia luar.

Penghargaan untuk Bupati Trenggalek oleh Marketeers (Media Community Mice) diserahkan  langsung oleh Profesor Hemawan Kertajaya, seorang pakar marketing serta penulis dari buku-buku marketing best seller. Penghargaan tersebut diberikan pada kegiatan Konferensi MarkPlus ke-11 tahun 2017 di Grand Ballroom, Hotel Ritz Carlton Jakarta-Pasific Place.

Bupati Trenggalek mendapatkan penghargaan tersebut bersama dengan 12 bupati lainnya seperti Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng), Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), Syaiful Ilah (Bupati Sidoarjo), Sahri Mulyo (Bupati Tulungagung), Suyoto (Bupati Bojonegoro) serta beberapa bupati lainnya.

Selain bupati, juga ada 8 walikota mendapatkan penghargaan yang sama seperti Rizal Efendi (Walikota Balikpapan), Ridwan Kamil (Walikota Bandung), Edi Rumpoko (Waliklota Bandung), Bima Arya (Walikota Bogor), Ramdan Pomanto (Walikota Makasar), Tri Risma Harini (Walikota Surabaya) dan Ray Mantra (Walikota Denpasar).

Saat diberikan kesempatan untuk menyampaikan inovasinya, Emil Dardak menyampaikan bahwa Trenggalek adalah daerah yang dulunya tidak strategis dalam segala hal. "Sekarang kita ingin merubah yang dulunya Trenggalek yang kurang strategis ini menjadi terdepan di Selatan Jawa. Menjadi terdepan ini dengan harapan memposisiskan Trenggalek sebagai daerah strategis yang bisa menjadi masa depan Indonesia," tutur Emil Dardak.

Terkait penghargaan yang diraih tersebut, Emil Dardak menyampaikan, "kaget juga, karena yang dapat bupati-bupati senior dan sudah beken-beken," ungkapnya, "patut disyukuri ini menjadi penghargaan untuk Trenggalek, bukan untuk saya pribadi. Trenggalek sudah benar-benar menembus mental barier. Bahwa kita bukanlah daerah yang kecil, jauh, daerah gunung apasih yang kita punya, menjadi daerah yang diperhitungkan di tingkat Nasional dari sisi brand atau citra."

Menurut Emil Dardak, citra tersebut yang kemudian akan dibangun dengan tujuan supaya Trenggalek baik dari sektor pariwisata, UMKM, maupun industrinya mempunyai nilai lebih di mata masyarakat. "Pasalnya ketika kita berbicara lahan kita terbatas, berarti harus dilakukan industri hilir. Kita harus maksimalkan pariwisata, UMKM dan semua lini ekonomi," terang Bupati Emil.

 

"Untuk menciptakan semua itu yang tidak lain dan tidak bukan, adalah membangun citra Trenggalek sebagai daerah yang memiliki nilai dari demua lini," tandasnya. (Humas)