Berita

Perbaikan Ruas Jalan Kranding Dimulai Tahun 2017

Kondisi jalan nasional Trenggalek-Tulungagung di titik Dusun Kranding, Bendorejo, Pogalan yang kian parah membuat masyarakat resah. Pasalnya, kerusakan jalan di wilayah tersebut sering mengakibatkan kemacetan yang panjang, bahkan tak jarang terjadi kecelakan.

Pemerintah Kabupaten Trenggalek sendiri telah melakukan langkah-langkah penanganan diantaranya mengajukan usulan untuk perbaikan di ruas jalan Kranding tersebut.

Menurut PPK Pelaksana Jalan Nasional Jatim, Izzudin, ruas jalan di titik Dusun Kranding, Bendorejo akan dilakukan perbaikan pada tahun 2017 sepanjang 1 kilometer. Perbaikan tersebut diantaranya penguatan lapisan jalan, pelebaran, serta perbaikan saluran pengairan (drainase).

Sementara ini yang telah dikerjakan di ruas jalan tersebut adalah perbaikan rutin pada aspal yang rusak parah, sehingga hanya tambal sulam. Ditambah lagi, jalan yang dilakukan pengerjaan adalah sepanjang dari Kertosono hingga Jarakan.

Saat ini Pemerintah Kabupaten Trenggalek terus berupaya dengan melaporkan kondisi tersebut ke Balai Jalan Nasional. Kabag Humas dan Protokol, Yuli Priyanto bersama Bina Marga, Minggu (20/11) meninjau langsung kondisi ruas jalan di Dusun Kranding, mengatakan bahwa diantara penyebab terjadinya kerusakan jalan selain kualitas jalan adalah ada tidaknya saluran drainase, juga beban tonase kendaraan yang dapat mempengaruhi daya tahan kondisi jalan tersebut.

“Kegiatan kemarin bersama Pak Yanu dari Bina Marga adalah untuk mengecek lebih detail, untuk kemudian akan diteruskan sebagai laporan ke Balai Jalan Nasional V dengan harapan untuk segera dapat diperbaiki,” tutur Yuli Priyanto. (Humas)

Pemerintah Kabupaten Trenggalek bersama Muspika Kecamatan Trenggalek, Forum Trenggalek Sehat, Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB), serta Komunitas Peduli Hutan Kota (Kompi Huko) menyelenggarakan Pentas Wayang Krucil dan Talk Show dengan tema "Hutan Kota GENRE (Generasi Berencana) Trenggalek Sehat", Minggu (20/11).

Acara yang digelar di Amphitheatre Alam Hutan Kota Trenggalek tersebut dihadiri oleh Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc., Ketua Forum Trenggalek Sehat, Hj. Penny Sugiarti, S.Sos., Kepala BP3AKB, Ahmadi, M.M., Camat Trenggalek, Drs. Budiyanto, Ketua Kompi Huko, H. Ganief Tanto, serta para guru dan siswa SMA/SMK se-Kecamatan Trenggalek.

Acara tersebut bertujuan untuk menyelamatkan seni budaya dan hutan untuk generasi muda serta anak cucu di masa mendatang. Selain itu juga dilaksanakan penanaman pohon oleh siswa siswi SMA/SMK se-Kecamatan Trenggalek.

Ketua Forum Trenggalek Sehat, Penny Sugiarti, mengingatkan tentang pentingnya hidup sehat. Menurutnya sehat harus dimulai dari diri sendiri. "Sehat itu enak, kalau sehat aktivitas apapun enak, belajar enak, bekerja enak," tutur Bunda Penny.

"Jadi di Hutan Kota ini kita belajar bagaimana mencintai lingkungan, karena ini adalah fondasi untuk memulai hidup sehat," imbuhnya.

Sementara itu Bupati Emil dalam sambutannya mengibaratkan hutan dalam tubuh manusia sebagai paru-paru. Sehingga sangat penting untuk menjaga kelestarian hutan. "Jumlah hutan di wilayah Kabupaten Trenggalek merupakan 50 persen jumlah hutan di Jawa Timur, sehingga penting bagi kita untuk menjaganya. Kita berharap hutan di Trenggalek tetap menjadi bagian dari paru-paru Indonesia bahkan Dunia," ungkap Emil.

Selain itu Bupati Emil juga mengapresiasi penampilan kelompok seniman Wayang Krucil yang membawakan lakon sejarah Menak Sopal. "Kita sekarang punya laboratorium kriya, dan kalau memang keunikan wayang krucil ini merupakan ciri khas Trenggalek, kita akan lakukan langkah-langkah agar wayang krucil menjadi salah satu khas di Trenggalek," pungkas Emil.

Dalam kujungan kerjanya ke Trenggalek, Walikota Catbalogan Filiphina, Setephany Uy Tan melihat produksi genteng Desa Sukorejo Gandusari, Minggu (13/11). Salah satu kepala daerah negara tetangga ini sangat tertarik dengan kualitas genteng yang diproduksi di desa tersebut.

Pada hari Minggu tersebut Stephany, yang didampingi oleh Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, dan istrinya Arumi Bachcin melihat hasil produksi genteng H. Sauri Kondo yang terletak di Dusun Dawuhan Pule RT. 04 RW. 02, Desa Sukorejo, Gandusari.

Beberapa jenis genteng diproduksi di rumah produksi ini, mulai dari genteng press, genteng prentul maupun genteng dengan lapisan kaca. Atap rumah yang terbuat dari tanah liat ini merupakan produk home industri. Banyak Pengusaha genteng yang berproduksi di Desa Sukorejo tersebut.

Untuk genteng pres yang diproduksi, H. Sauri Kondo membandrol harga Rp. 45.000/m2. Sedangkan untuk menghasilkan satu meter persegi atap genteng tersebut dibutuhkan sebanyak 20 pcs genteng.

Melihat kualitas genteng tersebut walikota Catbalogan ini langsung melakukan kajian dan kalkulasi nilai ekonomisnya, dibantu dua stafnya yang ikut berkunjung ke Trenggalek.

Dalam kunjungannya di Trenggalek, pemimpin daerah Chatbalogan ini tidak hanya melihat potensi industri genteng saja, melainkan juga melihat potensi kekayaan alam maupun kerajinan anyaman bambu yang ada di Desa Wonanti.